Nadhatul Ulama Sumatera Barat

1999

masa reformasi

Puncak pencapaian Gus Dur sebagai tokoh NU adalah saat ia terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4 pada tahun 1999, membawa semangat pluralisme, demokrasi, dan toleransi ke panggung nasional. Hingga kini, NU terus berkembang menjadi organisasi Islam terbesar di dunia, fokus pada dakwah, pendidikan, dan kemaslahatan umat.

1952

Setelah Proklamasi

Pada tahun 1952, NU memutuskan keluar dari Masyumi dan menjadi partai politik mandiri, aktif dalam dinamika politik nasional hingga masa Orde Baru. Namun, pada tahun 1984, NU kembali ke “Khittah 1926”, yakni menjadi organisasi sosial-keagamaan non-partai politik di bawah kepemimpinan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

1926

masa penjajahan

Puncaknya, pada 31 Januari 1926, Nahdlatul Ulama resmi didirikan di Surabaya oleh KH. Hasyim Asy’ari dan para ulama lain sebagai wadah perjuangan keagamaan, pendidikan, dan sosial. NU semakin menunjukkan perannya dalam sejarah Indonesia saat mengeluarkan Resolusi Jihad pada 1945, yang menyerukan kewajiban membela tanah air dari penjajah — menjadi kontribusi penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1914

Awal mula

Nahdlatul Ulama (NU) berakar dari perjuangan KH. Hasyim Asy’ari yang pada tahun 1914 mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang sebagai pusat pendidikan dan pembinaan umat. Sebagai respon terhadap perkembangan dunia Islam, pada 1924 para ulama membentuk Komite Hijaz guna menyuarakan aspirasi umat Islam Indonesia kepada Raja Ibnu Saud di Arab Saudi, agar tidak menghapus tradisi Ahlussunnah wal Jamaah.